Popular Posts

Thursday, April 21, 2011

Ujian,Siapa Takut.


Ujian itu sama sekali tidak untuk menilai kepandaian, tetapi untuk mengenali kepatuhan kepada proses belajar.

Orang yang patuh kepada proses belajar, tidak pernah takut ujian karena dia sudah melakukan yang terbaik.

Dan orang yang paling ikhlas untuk gagal adalah orang yang telah mencoba yang terbaik. Yang terbaik saja bisa gagal, apalagi jika tidak belajar.

Ujian ini bukan tentang siswa/pelajar, tetapi tentang semua orang; yang ujian sesungguhnya baru dimulai setelah selesai sekolah.

Ujian yang utama adalah saat kita harus melanjutkan kehidupan dengan mengeluhkan kehidupan dalam diri kita; atau melanjutkan kehidupan dengan apa adanya diri kita, dan berusaha berhasil dengan apapun adanya diri kita.

Banyak orang yang hidupnya belum mulai; menunggu cantik dulu, menunggu tua dulu, menunggu kaya dulu dll.

Padahal apapun kekurangan, kalau diterima sebagai satu-satunya modal; maka kekurangan itu menjadi kelebihan.

Apapun hal terburuk yang kita miliki, kalau itu satu-satunya, itu adalah modal terbaik.

Sehingga mungkin bukan kita menunggu sesuatu untuk memulai, tetapi memulai dengan apa adanya sekarang.

Karena perjalanan naik dimulai dimanapun kita berada.

Kalau kesabaran itu sulit untuk anda, maka gunakan ketidak-sabaran itu untuk menyegerakan keberhasilan.

Jadi jangan mensyaratkan sabar dulu untuk jadi orang hebat. Jika anda pemarah, pemarahlah -tetapi gunakan kemarahan itu untuk kurang tidur dan belajar, untuk kurang istirahat dan bekerja, dan untuk mentenagai belajar karena sedang marah.

Orang2 besar yang berhasil itu telah sekali atau beberapa kali terhina dalam hidupnya; dan mereka membalas untuk membuktikan bahwa orang2 yang merendahkan itu harus menyesal dan meminta maaf nanti.

Kalau kita benar, jangan buktikan bahwa kita benar; damailah, lalu buktikan bahkan orang2 yang meragukan kita, adalah orang2 yang diuntungkan karena pelayanan kita.

Orang yang tidak bisa belajar, tidak akan bisa memimpin. Karena kepemimpinan itu adalah ilmu menyesuaikan diri dengan keadaan untuk selau diatas gelombang perubahan.

Dan orang2 yang menyesalkan sebagia anak buah adalah orang yang menggunakan ilmu lama, untuk mengelola masalah baru, menggunakan solusi jangka pendek untuk masalah jangka panjang.

Kalau kita beraspirasi untuk jadi pemimpin, mulai dari sekarang ikhlaskan-lah diri anda untuk belajar.

Jika anda termasuk orang yang ngantuk ketika membaca buku; sikap anda terhadap buku itu harus diperbaharui. Dia harus melihat bahwa yang ada dalam buku itu mewakili pemikiran orang2 besar sebelumnya. Dan apabila buku itu dibuka, dia masuk kepikiran jendela orang2 besar, sehingga dia bisa berbakat untuk berhasil semuda mungkin.

Tertariklah kepada janji dari pelajaran.

Kita itu harus belajar “bandel” untuk mengabaikan apapun yang membuat kita tidak bersemangat.

Berpihaklah pada pembicaraan, perasaan, pikiran, pekerjaan, pergaulan yang membuat kita bersemangat.

Jadilah pribadi yang kuat sekali dalam kebaikan, sampai orang lain tertarik menjadi orang baik.

Berfokuslah pada yang penting, abaikan yang tidak penting bagi kita.

Tidak ada selembar daun yang jatuh tanpa sepengetahuan Tuhan. Kekuasaan Tuhan itu menyentuh semua sudut kehidupan kita.

Sehingga ujian yang diberikan orang lain kepada kita itu adalah bagian dari keputusan Tuhan.

Sebagian manusia diijinkan oleh Tuhan untuk menuntun kita kepada kemulaiaan. Orang yang setia kepada yang benar, telah lulus ujian sebelum ujian.

Ujian itu setuju / tidak setuju harus kita lakukan. Maka ikuti saja ujian itu, yang penting lulus dulu, setelah itu baru pikirkan kualitas dari kelulusannya.

Rasa takut itu rahmat, yang mengeluarkan semua kemampuan. Kalau anda kurang belajar, sulit mengingat, malas membaca, maka takutlah kepada kelas anda sebagai pribadi kalau anda tidak lulus.

Takut itu adalah rahmat yang memaksimalkan kekuatan.

Tuhan itu tidak akan memberikan masalah, kecuali kita mampu untuk menyelesaikannya; sehingga sebetulnya kita akan mampu menyelesaikan semua masalah.

Ujian itu selalu diniatkan untuk melihat apakah kita pantas untuk naik. Karena Tuhan itu Maha Tinggi dan Meninggikan.

Cobaan itu adalah bagian dari ujian, dan kita akan dicoba dari apa yang kita ucapkan.

Tidak ada hubungan antara nilai yang baik di sekolah dengan kualitas hidup yang baik.

Semua orang yang nilainya jelek waktu sekolah, hidupnya akan baik; selama dia ada penyesalan untuk memacu belajar lebih baik dan pergaulannya baik.
Karena banyak orang yang nilainya tinggi waktu sekolah tapi melalaikan pergaulan.

Sadarilah bahwa kemiskinan itu sementara, seperti juga kekayaan. Tetapi hak kita yang permanen adalah menjadi pribadi yang damai, yang sejahtera, yang berbahagia.

Kalau anda selalu meihat kebahagiaan itu milik orang lain, selalu anda tidak akan pernah menemukan kebahagiaan itu didalam diri anda.

Kebahagiaan itu adalah kemampuan berbahagia. Maka berfokuslah kepada kita, karena setiap orang mengira bahwa orang lain lebih hebat.

Setiap orang punya jatah gagal dan punya jatah untuk sukses. Untuk meraih sukses, setiap orang harus menghabiskan jatah gagalnya terlebih dahulu.

Maka berbahagialah kalau anda gagal, karena bukan disitu keberhasilan anda.

Tugas kita adalah sebanyak-banyaknya gagal, sampai kemudian tidak ada pilihan lain kecuali berhasil.

Tujuan kita untuk segera berhasil adalah supaya kita menjadi pribadi yang powerfull untuk memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan.

Kekayaan dan lain-lain adalah nomor akhir, tujuan utama kita adalah majukan kebaikan dan cegah keburukan.

Bagaimana mungkin orang lain mau menghormati anda, jika anda sendiri tidak menghormati hak anda untuk menjadi orang pandai.

Maka belajarlah, bisa – tidak bisa yang penitng belajar. Tuhan telah dikenal menyelamatkan orang2 terdesak.

Ikutilah ujian, tampil-lah ramah sebaik mungkin, gunkan sebaik mungkin semua kekuatan untuk dikasihani – terutama oleh Tuhan.

Lalu lulus-lah, kemudian penyesalan anda itu pelan-pelan menjadikan anda tambah lama – tambah baik lulusnya.

Tuhan itu kalau menyayangi kita diberikanlah rasa takut itu, supaya kita menyegerakan mempergunakan kekuatan kita secara maksimal. Tuhan Maha Pengasih.

Demikian resume singkat Mario Teguh Golden Ways, dengan topik “Ujian?, Siapa Takut, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi semuanya.

Wednesday, April 13, 2011

Mengelola Rasa Marah


Pengelolaan rasa marah (Anger Managemet) berati kita tidak untuk menghilangkan rasa marah. Pengelolaan adalah cara untuk mencapai hasil lebih baik.

Sehinga pengelolaan rasa marah ini, mengubahnya dari ancaman yang membahayakan – menjadi rahmat yang memperbaiki kehidupan, apabila kita menggunakan rasa itu untuk menjadi pribadi yang setia pada yang benar.

Bersabar itu bukan untuk menghilangakan marah atau rasa marah. Bersabar itu tetaplah marah, tetapi tidak menggunakan rasa marah itu untuk merendahkan diri dan melukai orang lain, sehingga merusak hubungan.

Jadi orang yang marah itu sebetulnya sedang ditantang untuk menggunakan diri terbaiknya.

Banyak diantara kita sudah berdo’a tetapi tidak berlaku sesuai dengan do’a kita.

Karena kita tidak berlaku sesuai dengan do’a kita, kita ditaruh dalam keadaan yang gelisah. Kegelisahan itu adalah perintah untuk mengupayakan perpindahan kekeadaan yang lebih baik.

Maka orang yang sudah gilasah, tetapi tidak membuat perubahan dalam dirinya, dia dibuat marah.

Sehingga dia harus tegas, karena orang yang tidak tegas ketika marah, maka dia dibuat semakin marah.

Kalau anda pribadi yang cintai Tuhan, anda diberikan masalah supaya marah. Karena kemarahan itu mempermudah keputusan.

Karena banyak orang yang sulit memutuskan, tetapi ketika marah dia bisa cepat memutuskan.

Jadi nikmatilah kemarahan itu sebagai perintah untuk tegas memindahkan diri anda ke dalam tempat lebih baik.

Perintah untuk memajukan kebaikan dan mencegah keburukan itu, hanya ditujukan kepada orang2 yang kuat. Jadi orang2 yang tahu untuk memajukan kebaikan itu butuh orang2 kuat, maka ia harus menguatkan diri.

Orang yang marah bebas meluapkan kemarahannya; tetapi orang yang marah dengan liar, tidak bebas dari dampak keliarannya.

Kita tidak mungkin melakukan kesalahan, lalu bebas dari dampak kesalahan itu.

Marah itu nafsu, dan nafsu itu tidak pernah netral; nafsu itu kalau tidak meninggikan, ia merendahkan; kalau tidak memuliakan, ia menghinakan.

Karena nafsu itu tidak netral, dan marah itu bagian dari nafsu; maka ambilah keuntungan dari marah itu.

Tenaga yang biasanya tidak anda punyai pada saat tidak marah, gunakan tenaga itu pada hal2 yang positif, seperti membersihkan rumah misalnya.

Marah itu bisa positif apabila:
- Marah itu tidak merendahkan diri.
- Marah itu jangan melukai orang lain.

Kita bebas untuk marah, tetapi tidak bebas dari dampak kemarahan yang liar.

Orang marah itu tergantung kepekaannya, orang yang mudah marah itu mendahulukan dugaan buruk.

Orang yang berhati baik akan mendahulukan dugaan baik. Memilih dugaan baik kepada orang, mempengaruhi kebaikan sikap kita kepada orang. Dan memilih dugaan baik kepda Tuhan, merasa hidup kita terjamin.

Marah itu rahmat, jangan digunakan untuk merusak. Marah itu seharusnya digunakan untuk menjadi prilaku yang lebih tegas berlaku lebih baik bagi kita.

Wanita yang harus mengingatkan orang lain bahwa dia wanita, berarti ada masalah pada penampilannya. Pemimpin yang harus mengingatkan anak buahnya untuk mendengarkan, itu ada masalah dengan nilai yang dikatakannya.

Jika ada anak buah membangkang atasan, ada 2 kemungkinan:
- Kurangnya nilai yang dikatakan oleh pemimpin
- Rasa hormat anak buah terhadap kemampuan atasan untuk menghukum.

Atasan yang marah adalah atasan yang disandera anak buahnya. Hati2 dengan kemarahan didepan anak buah, karena itu ungkapan kelemahan kita.

Nilai dari yang dibicarakan orang itu harus dari hatinya. Kecerdasan itu meningkatkan kualitas dari yang dikatakan; dan kalau berangkatnya dari hati, akan sampai dihati.

Maka para pemimpin akan indah sekali, apabila semua yang dikatakannya datang dari hati yang jujur.

Tidak ada apapun yang terjadi yang tidak dimaksudkan untuk menaikkan kelas kita. Dan tidak ada yang bisa menaikkan kelas kita, tanpa seijin Tuhan.

Jadi ikhlas ini adalah marah, tetapi kemarahan ini tidak dilakukan untuk melukai orng dan merendahkan diri.

Jika anda marah kepada seseorang, coba perhatikan pertanyaan berikut:
- Apakah anda demikian terlukainya oleh perlakuan orang itu?, Jika tidak, tinggalkan.
- Apakah orang itu dengan sengaja melukai anda?, jika tidak, tinggalkan.

Pelukaan yang paling pedih justru sering dilakukan oleh orang2 yang paling kita cintai; karena kita itu punya harapan.

Banyak suami-istri yang tidak banyak bicara, tetapi sudah memasang harapan sebagai suami dan isteri; kalau suami/isterinya tidak berlaku sesui yang diharapkan ia akan marah.

Kenapa orang tua bisa marah tanpa mendidik kepada anaknya, karena dia mengharapkan anak2nya sudah tahu.

Untuk itu bersabar-lah dan buat orang lain tahu. Biasanya orang yang disentuh dengan cara yang baik itu, lebih cepat berubah daripada dimarahi.

Karen banyak orang yang menggunakan kemarahan sebagai satu-satunya alat. Tukang kayu, yang alatnya hanya palu, akan memperlakukan segala sesuatunya seperti paku.

Orang yang hanya menjadikan marah sebagai satu2nya alat, akan memperlakukan segala sesuatu dengan marah. Padahal sebagian besar dalam kehidupan ini, bisa diperlakukan dengan kasih sayang.

Semua hal butuh waktu, tetapi apa yang kita lakukan dalam waktu itu yang menentukan kelas kita didalam waktu.

Wajar adalah perilku terbaik, sehingga orang yang marah tidak boleh merasa minder karena marah, karena itu kewajaran.

Yang memuliakannya apabila dia tetap berekasi kepada yang baik.

Dengan berjalannya waktu, karena hidup kita penting, kita akan bisa memilahkan; mana yang penting untuk marah, mana yang tidak penting dan harus diabaikan.

Putuskanlah dengan tegas apakah anda layak marah atau tidak, jangan jadi korban dari keputusan umum orang lain. Orang2 yang menggunakan cara umum jadi orang biasa. Orang2 yang tidak menggunakan cara umum jadi orang yang hebat.

Marilah kita menjadi pribadi yang anggun untuk memilah, apa yang membuat kita marah dan apa yang tidak.

Dan apabila kita marah, kita pilih prilaku terbaik kita, supaya kita tidak merendahkan diri dan tidak merusak hubungan.

Kita tidak perlu bereksperimen, karena Tuhan pasti memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi pribadi yang bijak.

Tuhan itu memberikan ujian dalam pengetian yang lain, Tuhan memberikan kesempatan untuk menjadi orang sebagaimana kita do’akan.

Jangan lihat ujian seperti halnya ujian manusia, ujian Tuhan itu ditujukan untuk memuliakan kita.

Sadarilah bahwa hati ini tempatnya godaan, tempatnya gangguan, dan tempatnya undangan untuk menjadi pribadi yang anggun.

Maka pilihlah untuk bereaksi baik terhadap seburuk-buruknya keadaan.

Kualitas hati itu menentukan keseluruhan dari kualitas hidup kita. Jadi orang yang merindukan peningkatan kualitas hidupnya, ia harus memperbiki kualitas hatinya.

Marah itu reaksi alamiah yang wajar. Dan marah itu memiliki kekuatan, kalau tidak memuliakan maka akan merendahkan.

Jadi marilah kita jadikan logika kita untuk selalu sadar, dalam persaan apapun untuk menetapkan penting atau tidaknya suatu hal bagi kita.

Hidup ini adalah pilihan, tetapi sebagian orang mengikhlaskan dirinya untuk menjadi orang tidak baik.

Untuk itu apapun masa lalu kita, apapun penyesalan tentang masa lalu, berapapu harga kita dimasa lalu; hari ini jadilah pribadi yang anggun, tetapkan jadi pribadi yang gagah, minta bantuan Tuhan untuk penguatan.

Apabila kita dicoba, dicoba selalu untuk yang baik, dan apabila kita bereaksi, kita berekasi dengan cara yang memuliakan kehidupan.

Marah itu wajar, tapi pastikan kita menggunakan kemarahan itu untuk kebaikan diri dan sesama.

Demikian resume singkat Mario Teguh Golden Ways, dengan topik “Anger Managerment, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi semuanya.